02 Januari 2012

Pulau Bacan (Batjan Island)

Pulau Bacan (Batjan) adalah salah satu gugusan pulau-pulau yang dimiliki Provinsi Maluku Utara terletak di sisi selatan dari Provinsi tersebut. Cara paling mudah dan murah untuk mencapai Pulau Bacan adalah menggunakan kapal ferry dari pelabuhan Bastiong Pulau Ternate yang terjadwal 3 kali seminggu (Pulau Ternate merupakan salah satu pulau utama Prov. Maluku Utara yang terdapat segala macam jadwal pemberangkatan kapal udara ataupun kapal laut ke pulau-pulau sekitarnya maupun ke provinsi-provinsi lain).

Jadi, jika dari Jakarta enaknya terbang dulu ke Ternate, kemudian melanjutkan dengan kapal laut dari dari pelabuhan Bastiong Kota Ternate selama kurang lebih 8 hingga 10 jam ke pelabuhan Babang Bacan. Kalau mau lebih cepat bisa menggunakan pesawat perintis dari bandara Baabulah Ternate ke Bandara Usman Sadik Bacan, tentu saja dengan harga yang lebih berlipat-lipat dibandingkan dengan harga tiket kapal laut, ada beberapa maskapai lokal yang melayani dari Bandara Baabulah ternate ke Bandara Usman Sadik Bacan seminggu beberapa kali.

Walaupun naik kapal laut lebih murah, sayangnya kapal dari Pulau ternate ke Pulau Bacan berangkatnya malam hari, sehingga kita tidak bisa melihat keindahan pulau-pulau yang dilewati. Padahal perjalanan dari gugusan pulau satu ke pulau yang lain pemandangannya sangat menawan dan jalur laut ini bisa menjadi aset utama untuk mempromosikan pariwisata Provinsi Maluku Utara yang begitu indah.

anak anak di pelabuhan babang pulau bacan
anak anak di dermaga pelabuhan Babang pulau Bacan maluku utara
Sesampainya di Pelabuhan Babang Pulau Bacan kalau perjalanannya aman biasanya pagi-pagi sekali dan kita bisa menggunakan mikro (angkot =angkutan kota) untuk menuju ibukota kabupaten di Pulau Bacan yaitu Kota Labuha. Kalau berombongan lebih baik angkotnya di carter saja biar tidak ngetem (menunggu) terlalu lama.

Bacan identik dengan batu kristalnya, padahal tidak cuma itu tapi banyak tempat-tempat yang bisa di kunjungi di Pulau Bacan.

Benteng Bernevald adalah benteng yang dibangun oleh Portugis di abad ke-15. Jika sekarang dilihat letaknya tidak lagi di pinggir pantai, mungkin dulunya benteng berdiri di pinggir pantai untuk mengawasi pantai dan laut sekitarnya.

Bentuknya jika dilihat dari satelit (google earth) tampak seperti bintang dimana disisi-sisinya dipasang meriam yg tentu saja jaman dahulu kala sepertinya mengarah ke laut.

Begitu kita masuk ada sumur tua yang sudah tidak terpakai dan ada tangga yang menuju ke lantai atas. Di atas benteng Bernevald kita bisa berkeliling melihat-lihat pemandangan pantai dan perkampungan penduduk. Ada beberapa Meriam yang umurnya sudah ratusan tahun teronggok pinggir didinding benteng.


Jika di pugar dengan serius pastilah lokasi benteng Bernevald menjadi lokasi wisata sejarah yang menarik.


Di dekat lokasi Benteng Bernevald ada Mesjid Sultan Bacan. Mesjid yang tergolong cukup besar untuk ukuran daerah. Kebetulan pas waktu sholat, jika terbiasa sholat di masjid-masjid di pulau jawa, maka di Masjid Sultan Pulau Bacan akan merasakan aura yang berbeda dengan Mesjid lain. Karena keterbatasan waktu, belum banyak informasi yang bisa digali dari Masjid Sultan Bacan ini jadi cukup foto-fotonya dulu.

Yang paling dicari dan yang paling menjadi primadona Pulau Bacan adalah Batu Bacan yang sudah terkenal ke seluruh penjuru dunia khususnya bagi para penggemar batu perhiasan.

di Pulau Bacan ternyata juga tinggal suku laut Bajo, ada yang menetap di pulau Bacan ada juga yang banyak menetap di pesisir pulau sekitarnya. Biasanya turis yang mau mengunjungi kampung Bajo cukup menyewa perahu sekitar 15 menitan dari pulau Bacan.

Sore-sore di Pulau Bacan paling enak nongkrong di Sueri, lokasi di teluk yang pemandangannya ke pulau-pulau sekitarnya dan perkampungan penduduk di pesisir pantai . Sambil ngopi-ngopi dan makan cemilan disana, bisa menghabiskan waktu yang terasa lambat dan tenang.