06 April 2012

Siak, Riau ...kota seribu istana

Belum lengkap rasanya kalau ke Siak (Riau) tidak menumpang speedboat, karena Siak Sri Indrapura adalah kerajaan yang jalur transportasinya utamanya (dulu) adalah sungai Siak.

Setelah sebelumnya melayang-layang dulu di udara beberapa waktu menunggu jarak pandang landasan Sultan Syarif Kasim Pekanbaru membaik akibat kabut, begitu mendarat langsung cari kendaraan/taxi yang bisa membawa kita ke pelabuhan Sungai Sei Duku PekanBaru. Sebagai catatan : jika mau menyewa/charter mobil di Pekanbaru, jangan minta diantar oleh taxi dari bandara, karena pemilik rental mobil akan memberi tip ke supir taxi gak kira-kira dan tip nya ditagihkan bareng dengan harga sewa mobil, mendingan naik taxinya langsung ke tujuan saja.


Sesampainya di pelabuhan sungai Sei Duku, langsung beli tiket speedboat ke Siak.

gbr

Menuju Siak via Sungai sangat terasa perjalanannya, apalagi yang terbiasa di kota besar menggunakan mobil akan terkagum-kagum dengan perjalanan lewat sungai ini

gbr

Sungai Siak tidak hanya dilewati speedboat tapi dilewati juga dengan kapal-kapal besar pengangkut kontainer, tongkat pengangkut kayu dan pasir.


Klik Gambar Untuk Memperbesar



Klik Gambar Untuk Memperbesar



Klik Gambar Untuk Memperbesar



Di kiri-kanan sisi sungai kita bisa lihat kehidupan masyarakat hidupnya bergantung dengan transportasi sungai Siak.







gbr

Perjalanan dari Pekanbaru ke Siak membutuhkan waktu sekitar 2 jam, tidak berbeda jauh dengan perjalanan darat yang sekitar 2,5 - 3 jam-an. Namun eksotisme perjalanan lewat sungai jauh lebih memberi pengalaman yang baru. Speedboat bisa distop kapan aja kayak angkot hehehe...









Dalam perjalanan lewat sungai kita akan melewati 2 jembatan megah, yaitu jembatan prawang dan Jembatan Sultanah Latifah (Jembatan Siak). Dulu sewaktu belum ada jembatan-jembatan ini, perjalanan ke Siak yang menggunakan mobil/motor harus menyeberang dari satu sisi ke sisi lain menggunakan kapal Feri yang beroperasi sampai jam 5 sore, jadi kalau kesorean alamat diseberangkan di hari berikutnya hihihih


Jembatan Permaisuri Latifah Siak di puncaknya ada Restaurant




Jembatan Siak dilihat dari bawah



Jembatan Perawang Riau dari bawah


Tidak salah jika Kota Siak disebut sebagai kota seribu istana, dimana-mana terdapat bangunan raksasa dan megah.


Tidak mengherankan karena sejak jaman dahulu kala Siak adalah kerajaan yang sangat kaya meliputi Sumatera timur, Malaysia hingga kalimantan.

Jejak-jejak kekayaan Kerajaan Siak bisa dinikmati di istana Raja Siak yg sekarang menjadi Museum.


Museum Kerajaan/Kesultanan Istana Siak

Lengkapnya disebut Istana Siak Sri Indapura atau Asharaya Al-Hasyimiyah, pada jaman keemasannya sebelum Republik Indonesia dan Negara Malaysia berdiri, kesultanan Siak sudah  menjadi kesultanan melayu yang masyhur dan kaya raya.
Di waktu masa keemasannya wilayahnya hingga meliputi Johor, selangor (malaya/malaysia), Sambas, menpawah (kalimantan), Jambi, Palembang, Deli (sumatra utara), sampai ke anambas dan natuna, hingga kesultanan Siak sudah memiliki pasukan Marinir sendiri untuk menaklukan musuh-musuhnya di seluruh pesisir timur sumatera dan mempertahankan kekuasaannya di laut china selatan. Bahkan VOC (belanda), inggris dan beberapa negara asing lain perlu berkerjasama dengan Kesultanan Siak untuk melancarkan usah dagangnya dan mengamankan jalurnya dalam melanjutkan penaklukan wilayah lain di Nusantara.

Tidak heran hingga saat ini indonesia dan malaysia garis memiliki persaudaan yang erat dengan Malaysia, karena sesungguhnya antara raja-raja melayu bersaudara dan sayangnya dipisahkan oleh perang saudara hingga kolinialisme bangsa Eropa perlahan-lahan menenggelamkan dominasi melayu di tanahnya sendiri.

Kekayaan Kesultanan Siak Bisa dilihat dari sisa-sisa peninggalannya di Istana Siak.

 Bioskop mini, untuk
menonton film-film dari eropa
pemutar film/proyektor kodascope, hanya raja yang punya..

Secara teratur Sultan Siak pada masanya blusukan ke wilayah-wilayah kekuasaannya menggunakan kapal kecil dan besar. Bahkan di masa Raja-raja lain di Nusantara belum memiliki kapal uap, Sultan siak sudah memilikinya. Dengan kendaraan inilah Kesultanan Siak yang menguasi tiga sungai utama, sungai Siak, Sungai Kampar dan Sungai Kuantan mempertahankan dominasinya hingga ke Malaka.

steam boat (kapal uap) Raja Siak



Lancang Kuning, perahu kerajaan siak
Dominasinya dari semenanjung Malaya hingg hingga ke laut cina selatan haruslah memiliki kemampuan navigasi laut yang mumpuni, didalam museum istana kerajaan siak terdapat alat-alat navigasi yang unggul pada masanya.

old chronometer, alat navigasi laut jaman dahulu
Kompas penunjuk arah mata angin
very rare and old compass from Siak Sulthanate Indonesia 

Kesultanan Siak adalah kerajaan pertama di Indonesia yang memiliki sumur pengeboran minyak sendiri bekerja sama dengan Eropa, bayangkan betapa kayanya Siak saat itu, hingga apabila ada acara besar Sultan mampu mengundang kolega-koleganya dari seluruh penjuru dunia.
Seperti banyak kesultanan Indonesia lainnya, Kesultanan Siak memiliki tentara sendiri, tapi ada yang unik, Kesultanan Siak memiliki pasukan angkatan laut dengan Marinir bayaran, dari eropa.

Defile Pasukan Marinir Kerajaan Siak, Marinir nya bule-bule
Polisi kesultanan siak, ngga pakai sepatu :pp
Pada perang kemerdekaan, 1945, Sultan Syarif Kasim memilih bergabung bersama Republik Indonesia dan ikut berjuang dengan ikut menyumbangkan kekayaannya bagi perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, Sultan menjadi penasihat Presiden Sukarno.

Apa yang dilihat di Museum Kesultanan Siak Sri Indrapura menurut salah seorang penjaga yang diajak ngobrol ngalor-ngidul adalah belum ada apa-apanya, karena disaat-saat terakhir kesultanan Siak, banyak sekali  harta yang bernilai sangat tinggi satu-persatu hilang entah kemana, yang dipamerkan di istana hanya sisa-sisa yang bisa diselamatkan.

Sebetulnya banyak sekali cerita tentang Kesultanan Siak, mendingan kalau ada waktu berkunjunglah ke Istana Siak, Sejarah besar bangsa melayu yang perlu diketahui.